haii sobat.. apa kabar..?? semoga masih sehat.. kali ini kita akan membahas tentang Beata Imelda. Bagi temen-temen yang rajin ke greja apalagi misdinar pasti udah tau dong !!.. bagi yang belum tahu aku mau kasih informasinya nich, Siapa ya Beata Imelda itu? dan mengapa ia dijadikan sebagai Pelindung komuni pertama? Chek it out..
Imelda lambertini dilahirkan di Bologna, Italia pada tahun 1322, sebagai
puteri pasangan Pangeran Egano Lambertini dan Castora Galuzzi. Sanak
keluarganya terkenal religius, di antara mereka terdapat seorang
pengkhotbah Dominikan, seorang moeder pendiri Fransiskan, dan seorang
bibi yang mendirikan sebuah biara dengan peraturan yang ketat di
Bologna.
Imelda
adalah seorang gadis kecil yang lemah lembut, dikasihi dan disayangi
seluruh keluarga. Karena lingkungan keluarganya yang religius, tak
mengherankan bahwa ia tumbuh menjadi seorang gadis yang saleh. Imelda
kecil suka sekali berdoa; kerap kali diam-diam ia menghilang ke suatu
sudut rumah yang tenang, yang dihiasinya dengan bunga-bungaan dan
gambar-gambar kudus menjadi sebuah pojok doa kecil baginya. Ia belajar
membaca Mazmur dan sejak muda benar setia ikut ambil bagian dalam Misa
dan Ibadat Sore di gereja Dominikan. Ibunya mengajarinya menjahit dan
memasak bagi orang-orang miskin, juga mengajaknya ikut serta membantu
dalam kegiatan amal kasih.
Ketika
Imelda berusia sembilan tahun, ia minta agar diperkenankan masuk Biara
Dominikan di Valdi-Pietra di Bologna. Ia adalah anak satu-satunya dari
pasangan yang sudah cukup lanjut usianya untuk berharap dapat memperoleh
anak lagi; sungguh pilu membiarkannya pergi. Meski demikian mereka
mengantarkannya juga ke biara dan mempersembahkannya kepada Tuhan dengan
sukarela, walau hati remuk-redam.
Status
Imelda dalam biara tidak cukup jelas. Ia mengenakan jubah, ikut ambil
bagian dalam kegiatan-kegiatan biara sepanjang diijinkan. Ia belajar
Offisi dari mendengarkan madah-madah yang dilantunkan para biarawati dan
merenungkannya sedapat yang ia mampu. Disposisi batin biarawati kecil
ini segera saja membuatnya disayangi, sementara semangat berkobar-kobar
yang menghantarnya masuk ke dalam biara sungguh membawa dampak positif
bagi para biarawati lainnya. Devosi istimewa Imelda adalah kehadiran
Ekaristis Tuhan kita dalam perayaan Misa Kudus dan dalam tabernakel.
Menyambut Tuhan kita dalam Komuni Kudus adalah kerinduan hatinya yang
terdalam; sayang, pada masa itu, untuk menyambut Komuni Pertama seorang
anak harus berusia sekurang-kurangnya duabelas tahun. Sekali waktu,
apabila tak tahan menahan kerinduan hatinya, Imelda akan berseru,
“Katakanlah padaku, dapatkah seorang menyambut Yesus masuk ke dalam
hatinya dan tidak mati?”
Sungguh,
suatu hidup yang sepi bagi seorang gadis kecil berusia sembilan tahun,
dan seperti kebanyakan anak lainnya yang kesepian, ia membayangkan teman
bermain bagi dirinya - tetapi dengan satu perbedaan ini - teman-teman
bermainnya adalah para kudus! Ia teristimewa sangat sayang kepada St Agnes,
martir, yang berusia sedikit lebih tua dari dirinya. Seringkali ia
membaca tentang St Agnes dari buku-buku besar bergambar di perpustakaan,
dan suatu hari, St Agnes datang menampakkan diri kepadanya! Imelda
sungguh bersukacita. Ia tidak dilibatkan dalam devosi-devosi orang
dewasa, tetapi kini ia mempunyai sahabat sebaya yang dapat
memberitahukan kepadanya segala hal yang paling ingin diketahuinya.
Sesudah kunjungan ini, St Agnes kerap datang menemuinya, dan mereka
berdua bercakap akrab mengenai hal-hal surgawi.
Natal
pertamanya di biara hanya membawa kepedihan dalam hati Imelda. Ia
memendam harapan bahwa para biarawati akan berbelaskasihan dan
mengijinkannya menyambut Komuni Suci. Namun, pada hari agung itu, ketika
semua orang maju menyambut Yesus dalam Ekaristi Kudus, Imelda harus
tinggal di tempatnya, memandang dengan berlinang airmata kepada Bayi
Kudus dalam palungan. Imelda mulai berdoa bahkan dengan lebih khusuk
lagi agar ia diperkenankan menyambut Komuni Suci.
12
Mei 1333. Musim semi telah tiba di Bologna, dan dunia sedang bersiap
merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan. Para biarawati sibuk mempersiapkan
keperluan Misa; tak seorang pun dari antara mereka menaruh perhatian
khusus pada gadis kecil yang tengah berlutut larut dalam doa. Walau ia
telah memohon agar diperkenankan tinggal di kapel pada malam hari raya,
permohonannya tak diindahkan; dan ia pun taat. Mereka tidak tahu betapa
gigih ia mengetuk pintu gerbang surga, sembari mengulang-ulang bagi
dirinya sendiri demi menguatkan keyakinannya, ayat ini, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”
Maka,
pintu sungguh dibuka bagi Imelda pada pagi Hari Raya Kenaikan Tuhan. Ia
telah memohon sekali lagi dengan sangat agar diberikan kepadanya hak
istimewa untuk menyambut Komuni Suci, dan karena ia bersikeras,
terpaksalah imam dipanggil. Imam menolak mentah-mentah; Imelda harus
menunggu hingga cukup usianya. Imelda pergi ke tempatnya di kapel, dan
dengan diam membisu memandang sementara para biarawati pergi menyambut
Komuni.
Seusai
Misa, hanya Imelda seorang yang tetap tinggal di tempatnya di bagian
paduan suara. Suster yang bertugas di sakristi memadamkan lilin-lilin
dan membenahi pakaian-pakaian Misa. Sekonyong-konyong suatu suara
membuatnya membalikkan badan dan melongok ke bagian paduan suara;
terlihatlah olehnya seberkas cahaya yang bersinar cemerlang di atas
kepala Imelda dan sebuah Hosti melayang-layang dalam cahaya itu. Suster
bergegas memanggil imam yang segera datang dengan patena di tangan guna
menerima-Nya.
Imam
tak punya pilihan lain; Tuhan Sendiri telah menyatakan bahwa Ia
menghendaki untuk bersatu dengan Imelda. Maka, dengan penuh hormat imam
mengambil Hosti dan memberikannya kepada gadis kecil yang sedang
mengalami ekstasi itu, yang berlutut bagaikan sebuah patung yang
bercahaya, tak sadar akan kehadiran para biarawati yang datang
berkerumun di kapel, ataupun orang-orang awam yang berdesakan di balik
terali-terali kapel untuk melihat apa yang terjadi.
Selang
beberapa waktu setelah mengucap syukur, priorin datang memanggil gadis
kecil itu untuk sarapan. Didapatinya Imelda masih berlutut; suatu senyum
bahagia tersungging di bibirnya, tetapi ia telah wafat, dalam luapan
kasih dan sukacita.
Sepanjang
hidupnya Imelda begitu rindu menyambut Yesus dalam Komuni Kudus; dan
sungguh, Tuhan tidak pernah mengecewakan. Tuhan telah merancang suatu
rencana yang indah, yang tak terbayangkan oleh siapa pun, bagi mempelai
kecil-Nya - membawa Imelda bersama-Nya ke dalam Kerajaan-Nya, sehingga
mereka tidak akan pernah berpisah lagi untuk selamanya!
Imelda Lambertini dinyatakan sebagai beata pada tahun 1826 dan dimaklumkan sebagai pelindung para penerima Komuni Pertama oleh St Paus Pius X.
Jenazah Imelda yang tak rusak hingga sekarang disemayamkan di Gereja St
Sigismund di Bologna. Pesta B. Imelda Lambertini dirayakan pada tanggal
13 Mei.
Nah sekarang kalian udah tau'kan siapa Beata Imelda itu. Sekian dulu ya pengetahuan tentang Beata Imelda.. I Hope See You Again :) :D
(nb:di cuplik dari:www.yesaya.indocell.net )
(nb:di cuplik dari:www.yesaya.indocell.net )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar