Sabtu, 7 November 2015 beberapa orang mengikuti acara rekoleksi misdinar se-kevikepan Surabaya barat. Awal keberangkatan kami berkumpul di paroki Santo Yakobus Surabaya. Kami berangkat dengan menggunakan elf dan sebagian menggunakan truk. perjalanan menuju ke griya samadhi vincentius, Prigen. Ditempuh dalam waktu sekitar 3 jam. Sesampainya disana, kami mengikuti arahan dari kakak panitia untuk menuju kamar masing-masing, dan segera bersiap-siap mengikuti acara selanjutnya. Disana kami diajak untuk saling mengenal satu sama lain, kami bersenang-senang sejenak sambil menunggu teman-teman yang belum datang.
Acara pertama kami diajak untuk mewarnai kertas, setelah itu kami disuruh menyatukan semua kertas itu untuk membentuk angka satu yang sangat harmonis, sesuai dengan tema kita yaitu” Bersatu untuk Melayani Tuhan”. Kami berusaha dengan keras agar dapat menyatukan semua warna-warna itu. Dan hasilnya sangat memuaskan, kami semua dapat membentuk angka satu dari berbagai macam warna. Acara selanjutnya dilanjutkan dengan makan malam.
Setelah makan malam, kami dibagi menjadi empat kelompok yang masing-masing kelompok berisi 10 orang. Kami diberi tantangan untuk membuat pakaian serta hiasanya dari koran, majalah bekas, dan kardus. Disitu kami memilih dua orang per-kelompok untuk menjadi raja dan ratu. Kami diberi waktu ± 30 menit untuk menyelesaikan tantangan itu. Acara selanjutnya, kami dibawa menuju ke lapangan bawah untuk acara api unggun. Disana kami harus mempresentasikan pakaian yang kami buat. Setelah kegiatan presentasi selesai, kami dibawa kesuasana yang hening sambil menunggu giliran masing-masing untuk menyusuri wilayah GSV.
Di pos pertama, kami diminta untuk menyusun ayat yang benar dengan imbalan mendapatkan api lilin. Dari pos pertama kami beralih ke pos kedua, disana kami juga diminta untuk menyusun ayat, namun jika kami salah, salah satu barang berharga dari kita harus diberikan kepada penjaga pos. Di pos yang ketiga, kami sekali lagi diminta untuk menyusun ayat dan jika kami salah, salah satu anggota kelompok kami harus ditinggalkan di dalam goa maria. Dari pos ketiga kami beralih menuju pos keempat yaitu, di ruang doa. Disitu kami diminta untuk merenungkan kisah sengsara Tuhan Yesus. Banyak diantara kita yang tertidur karena kami kelelahan. Sekitar pukul 00.30, kami melanjutkannya dengan doa malam bersama yang dipimpin oleh Fr. Frans. Satu jam kemudian kami menyelesaikan acara pada hari itu dan ditutup dengan tidur.
Keesokan paginya kami sarapan bersama dan akan mengikuti perayaan ekaristi. Selesai misa, kami diminta berisiap-siap untuk acara out bound. Permainan pertama dua orang dari kelompok kami ditutup matanya, dan satu orang berpura-pura sebagai orang bisu dan lumpuh. Sisanya akan beteriak-teriak untuk mengarahkan yang matanya ditutup menuju ke satu orang yang buta dan tuli tersebut. Kami sangat bersemangat dalam permainan ini, sampai-sampai suara kami serak bahkan habis. Permainan kedua kami bermain tembak air. Tugas kami adalah menembak kertas lawan kami hingga sobek dan mengambil bendera yang dianggap nyawa lawan main kita. Perminan ketiga kami ditantang untuk merayap di dalam lumpur dan itu membuat baju kami terkotori oleh lumpur. Beralih ke permainan keempat, disitu kita diminta untuk meletuskan balon. Setelah permainan selesai kita diminta untuk menyanyikan yel-yel misdinar kevikepan Surabaya barat.
Acara permainan selesai, kamipun diberikan waktu untuk membersihkan diri, dan mengemas barang kami masing-masing. Setelah kita meng-evaluasi acara selama dua hari ini, kamipun kembali ke paroki masing-masing.
Berikut adalah pesan dan kesan peserta rekoleksi misdinar kevikepan Surabaya barat:
Claudia, Peserta dari Paroki St Stefanus
“Semoga apa yang telah diberikan oleh kakak pembina bisa berguna bagi kita semua. Kesan saya sangat senang karena belajar banyak hal tentang kebersamaan, ketulusan, dengan penuh cinta kasih.”
Ino, ketua panitia misdinar kevikepan Surabaya Barat
“Alasan mengadakan acara ini adalah untuk mencari generasi baru yang siap menjadi pengurus di kevikepan surabaya barat. Kesannya pesertanya aktif & cepat membaur satu dengan lainnya.
Intan, sekretaris misdinar kevikepan Surabaya Barat
“ Pesannya agar kita sebagai misdinar Kevikepan Surabaya Barat harus bisa bersatu dan memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi. Kesannya meskipun berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda namun bisa membaur dan aktif dalam kegiatan.”
Sekian postingan kali ini, semoga bergunna dan Tuhan memberkati!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar